Teknologi Masa Kini

Smart farming atau pertanian cerdas ketika ini semakin terkenal di warga . Pemanfaatan layanan Big data berbasis cloud, Internet of Things, GPS serta Drone dalam sektor pertanian diharapkan mampu menaikkan kualitas dan kuantitas produksi dalam industri agrikultur. Selain itu dengan adanya digitalisasi pertanian bisa membantu mempermudah serta memperlancar semua proses pertanian berasal.

Penerapan smart farming 4.0 bukan hanya sekedar tentang penerapan teknologi semata, namun kunci utamanya artinya data yang terukur. Data ini yang nantinya akan dibaca serta digunakan sebagai parameter bagi pelaku pertanian untuk mendapatkan acuan serta rekomendasi pada praktek pertaniannya, sehingga diperlukan lebih efisian serta efektif pada mengoptimalkan seluruh asal daya alam yang dimilikinya.

Pemerintah mendukung penggunaan teknologi smart farming 4.0 buat mewujudkan ketahanan pangan nasional. Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi Lumbung Pangan dunia pada Tahun 2045. menggunakan meningkatnya kapasitas produksi regional diharpakan kedaulatan serta ketahanan pangan nasional bisa tercapai, sehingga peluang ekspor pangan ke pasar juga semakin akbar.

Keterlibatan Teknologi

Kemajuan teknologi informasi serta komunikasi saat ini mempermudah pada hal inovasi teknologi pertaian. Berikut artinya teknologi-teknologi yang dapat mendukung pengembangan konsep smart farming.

Teknologi Penginderaan
Selama ini petani mengandalkan perkiraan untuk buat mengukur kualitas tanah. menggunakan adanya teknologi sensor cerdas petani dapat mengatahui kandungan tanah yang sesungguhnya. Mulai berasal kelembaban, kandungan air dan manajemen suhu. semua terintegrasi menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) yang memungkinkan petani dapat memantau kondisi lahan tanpa harus pulang ke huma.

Perangkat lunak/software
aplikasi bisa membantu mempermudah mengelola, mengolah data serta informasi yang didapatkan berasal alat sensor cerdas. kegunaannya menjadi antarmuka bagi petani agar data tersebut lebih praktis dibaca dan dipahami.

Teknologi Komunikasi
Perangkat telekomunikasi seluler dapat digunakan buat mengirimkan isu terkait syarat lahan pertanian dan sebagai pengingat aktivitas pertanian.

Teknologi GPS
Perangkat GPS dapat dipergunakan buat pemetaan huma. GPS mendapatkan sinyal satelit yang mengorbit ke bumi lalu dipergunakan menjadi navigasi alat-indera pertanian. Mulai berasal mengetahui lokasi huma yang sudah atau belum dipupuk sampai mengetahui produktivitas suatu huma.

Perangkat Keras/Hardware
Perangkat keras membantu pekerjaan secara otomatis dan terukur. di negara-negara seperti Amerika dan Australia telah menggunakan teknologi Robot serta Drone dalam praktek pertaniannya. Hal ini dilatarbelakangi beberap faktor, antara lain kegiatan pertanian yang monoton, memiliki resiko tinggi atau berbahaya, luasnya lahan memerlukan banyak tenaga kerja. seperti Robot RIPPA yang dikembangkan sang University of Sydney yang mampu mendeteksi tumbuhan, buah, atau gulma, dan kemudian dapat secara otomatis menghilangkan tanaman yang tak diinginkan atau menyemprotkan produk pada tanaman. menggunakan menggunakan Robot diharapkan bisa menaikkan efisiensi serta efektivitas sarana produksi.

Analisa Data
Semua data on farm akan dianalisa secara menyeluruh oleh sistem aplikasi dan dipergunakan menjadi acuan buat pengambilan keputusan serta prediksi pertanian kedepan. hasil analisa juga bisa dipergunakan oleh petani untuk mendapatkan solusi terkait dengan budidaya pertanian.

Peranan Petani Muda

Teknologi sangat erat dengan generasi milenial. Pembaharuan teknologi khususnya pada sektor pertanian akan lebih optimal jika terdapat kiprah aktif generasi muda. Generasi milenial ketika ini sudah terbiasa dengan teknologi digital. dalam penerapan teknologi smart farming bukanlah hal yang sulit bagi mereka. Kaum muda kini mulai sadar bahwa pertanian tidak lagi identik menggunakan lumpur dan upah yang minim. Mereka bahkan berlomba-lomba buat membentuk startup pertanian yang menjaanjikan. Bahkan startup yang mereka kembangkan banyak yang berhasil menerima pendanaan berasal investor-investor besar .

Saat ini jumlah petani di Indonesia masih didominasi oleh generasi tua. Berdasarakan data BPS Tahun 2013 menjelaskan bahwa 62% petani di Indonesia berusia lebih berasal 45 tahun. sementara itu jumlah petani belia, yakni berusia kurang berasal 35 tahun hanya 12% . sesuai yang akan terjadi berita umum LIPI hampir tidak terdapat anak petani yang ingin menjadi petani. Hanya sekitar 4% pemuda usia 15-35 tahun yang berminat menjadi petani. Sisanya, sebagian besar tergiring industrialisasi.

Pada era revolusi industry 4.0 ini seharusnya mampu sebagai momentum sempurna bagi pemerintah buat melibatkan generasi muda dalam penerapan teknologi smart farming 4.0 dalam upaya mendukung tercapainya ketahanan pangan nasional. Salam pertanian terkini!

sumber https://lp2m.uma.ac.id/2021/11/05/penerapan-smart-farming-4-0-dalam-teknologi-pertanian-masa-kini/